Saat itu, Usia anak pertama sanny ialah 3 tahun. Ia tidak pernah merencanakan kehamilannya. Tanpa ia sadari ia hamil. Tapi kehamilan ini membuat sebuah luka. Dimana ia bingung dengan sikap suaminya yang berubah drastis. Semua berawal dari kepindahan mereka untuk tinggal bersama mertua sanny. Semua kegaduhan dan sikap suami sanny yang begitu membuat luka. Dari awalan kehamilan, sanny terus saja menangis. Suaminya adalah seorang penjudi. Setiap simpanan sanny habis hanya untuk judi. Semua barang dan harta yang mereka miliki habis juga . Sanny terus saja menangis karena hanya itu yang sanny bisa lakukan. Sering sanny keluar tengah malam hanya untuk mencari suaminya. Entah apa yang dipikirkan suami sanny, ia begitu tega menyakiti ibu hamil. Setiap sanny menangis kandungannya terasa begitu kencang. Sepertinya anak dalam kandungan sanny ikut serta merasakan kehidupan ibunya. Selalu saja sanny mendapat perlakuan menyedihkan hingga saat masa melahirkan. Saat di rumah sakit, sanny juga sempat mau bunuh diri. Sanny mau lompat dari ketinggian gedung rumah sakit karena suaminya tetap memikirkan judinya. Hingga akhirnya sanny melahirkan. Dan anak pertama sanny kurang mendapatkan perhatian. Sikap anak pertamanya juga suka sedih dan pemarah. Namun lambat waktu akhirnya anak pertamanya terbiasa dan bisa menyesuaikan kehidupan. Lalu bagaimana dengan suami sanny paska mendapat anak kedua??
Ternyata sama saja, ia tetap rela tengah malam keluar untuk main judi dan meninggalkan sanny mengurus anak dan bayinga dalam keadaan belum lepas dapur. Bisa dibayangkan betapa sakitnya menjadi sanny duhai para ibu. Perlakuan suaminya membuat luka pada hidupnya.
Nah, pelajaran yang dapat kita ambil dari sanny adalah kesabaran dan kekuatan hatinya. Ia tegar meski luka selalu mendatanginya. Semoga cerita ini dapat menyadarkan kita untuk selalu bersyukur dalam hidup. Hiduplah untuk dirimu dan kebaikanmu karena kebahagian adalah dari dirimu sendiri. Semoga Allah selalu melindungi kita. Aamiin
Komentar
Posting Komentar